13.3.08

BERGERAK DENGAN ALASAN

Seoang yang sehari-hari lincah bergerak dengan gaya yang luwes, bila disuruh berdiri di muka kelas dan diwawancarai, akan kelihatan kikuk dan serba salah tingkah. Ia akan pegang-pegang kancing baju, atau meremas-remas tangan, atau berganti-ganti posisi berdiri, pendeknya gerakan tanpa alasan. Inilah pengaruh dari mata orang banyak yang ditunjukkan pada seseorang. Tiba-tiba orang terlalu sadar bahwa dirinya sedang diperhatikan. Hal itu membuatnya lepas dari keadaannya yang biasa dan menyebabkan ia Tidak bisa bertingkah wajar.


Di hadapan mata ribuan penonton, seorang aktor harus bertingkah wajar dan tidak boleh melakukan gerakan yang tanpa alasan.

Diam tak bergerak tetapi rileks dan wajar, itu lebih bisa menguasai penonton, daripada terlalu banyak bergerak tetapi tanpa alasan.

Adapun alasan untuk bergerak itu ada dua sumbernya :
Pertama, alasan kewajaran.
Apabila sehabis mengucapkan kalimat, "Dingin betul hawanya !" lalu menghampiri tungku yang sedang dipakai untuk menjeram air dan memanaskan kedua telapak tangannya di situ. Atau, apabila ada telepon berdering dan si aktor menuju telepon itu. Atau, apabila sehabis mengucapkan kalimat, "Wah, panas betul hawa di kota ini !" lalu mengeluarkan sapu tangan dan menyeka dahinya.

Kedua, alasan kejiwaan.
Ialah alasan yang muncul dari gambaran keadaan jiwa. Misal, orang yang sedang ketakutan mengerutkan badannya; atau, orang yang sedang gemas meremas-remas tangan sendiri; orang yang tiba-tiba besedih menundukkan kepala dan bergerak menjauh dengan menyeret langkahnya; atau, orang yang meledak marah mengangkat piring dan membantingnya.

Tanpa kedua alasan itu lebih baik secara wajar sang aktor tidak bergerak. Adapun yang paling sulit itu biasanya untuk diam sementara menunggu giliran untuk berdialog. Tetapi, hal ini bisa diatasi apabila kita benar-benar mendengar dan menanggapi lingkungan kita bermain. Dan, juga apabila kita relaks.

Sikap yang relaks dan wajar, kunci semua teknik berperan. Yang dimaksud dengan relaks, ialah relaks pikiran, relaks perasaan, dan relaks seluruh otot tubuh. Dan, yang dimaksud dengan wajar ialah spontanitas yang mengandung alasan.

Aktor yang tidak relaks itu, aktor yang tidak bisa menguasai diri. Hal ini bisa diatasi apabila sang aktor bisa mengatur pernapasannya. Sebab, napas yang teratur bisa mempengaruhi ketenangan perasaan dan relaksnya otot. Dan, apabila otot relaks serta perasaan relas pula, maka dengan gampang pikiran pun akan bisa tenang.

Bahan Latihan
1. Duduklah dengan tulang pungguk tegak lurus di atas kursi. teriklah napas panjang pelan-pelan dalam delapan hitungan. Lalu, tahanlah napas itu selama selapan hitungan. Kemudian lepaskanlah pelan-pelan dari mulut dalam delapan hitungan pula. Kerjakanlah hal ini berulang kali dengan pendangan mata yang relaks tertuju pada ujung hidung sendiri.

2. Duduklah dengan tenang di kursi. Pejamkanlah matamu. Hentikanlah semua gerakanmu. Artinya, betul-betul jangan bergerak sama sekali. Dalam keadaan seperti itu dengarkanlah suara-suara dari lingkungan sekelilingmu, dalam jarak sejauh-jauhnya. Pendeknya sejauh-jauh telinga bisa mendengar. Jangan sampai tertidur! Cukup asal sudah puas menghayati ketenangan yang relaks, berhentilah.

Tidak ada komentar: