Dari : LTS – Bali.
“Hiruk Pikuk Duniawi, Hanyalah Panggung Sandiwara”
Sudah sering sekali kita mendengar istilah seperti diatas, dan hal ini sering membuat orang-orang menilai bahwa di dunia ini hanyalah ilusi belaka, semua yang kita perbuat selama hidup akan kosong belaka.
Misalnya Si A yang membentuk keluarga bahagia, kaya raya, disegani teman, semua yang ada di dunia dia dapatkan. Namun saat Si A meninggal dunia, semuanya tak bisa dibawa, semua harus ditinggalkan, alias Nol / Kosong.
Apakah ini bukan Panggung Sandiwara ?, kalau memang demikian, lalu apa yang kita cari di dunia ini.
Kalau dilihat dari peran seseorang dalam panggung sandiwara, semua peran ada dan ada yang bermain dengan bagus, ada yang jelek. Bahkan pujian, penghargaan, kenangan akan didapat, baik saat berperan maupun setelah sandiwara selesai.
Nah, disini mulai terlihat bahwa bermain sandiwarapun membutuhkan keahlian, kemampuan, usaha dan sebagainya, sehingga nantinya menghasilkan suatu pujian, penghargaan, kenangan dan sebagainya. (inilah isi dari peran dalam sandiwara).
Bila dihubungkan dengan kehidupan manusia atau duniawi, dapat digambarkan seperti berikut :
Semua manusia di dunia mengenal adanya hidup setelah mati, entah itu yang menyebut ada surga dan neraka, Nirvana atau inkarnasi.
Setelah mati, orang mengenal adanya roh / sukma, atau hidup setelah mati.
Disini kalau Si A hidup, saya sebut Si A (H), maka setelah mati saya sebut Si A Sukma / Si A (S).
Saat Si A (H) hidup, dia bekerja dengan giat, banyak beramal, berbakti, dan banyak melakukan perbuatan baik, sehingga dia hidup bahagia dan kaya raya.
Setelah si A mati, memang bagi Ego Si A (H), semua yang dia dapatkan menjadi Nol / Kosong.
Tetapi tidak demikian bagi Si A (S), semua yang diperbuat oleh Si A (H) adalah bekal bagi Si A (S) untuk hidup di dunia setelah mati juga bekal untuk inkarnasi berikutnya.
Demikian pula bagi keluarga dan teman-teman si A, apa yang telah Si A perbuat, itu semua adalah berguna alias berisi bagi mereka.
Jikalau Si A (H) merasa bahwa di dunia ini kosong, mungkin Si A (H) memang Egois, bahkan tidak memikirkan kepentingan Si A (S) yang notabene adalah dirinya sendiri.
Kesimpulannya :
“HIRUK PIKUK DUNIAWI, BAGAI PANGGUNG SANDIWARA
SEAKAN TAK BERARTI, NAMUN PENUH MAKNA
BAGAIKAN ILUSI, NAMUN PENUH KENYATAAN
BUKAN LAGI KOSONG, TAPI PENUH BERISI”
Semoga kita semua bisa menapaki hidup ini dengan penuh keindahan dan memberikan kenangan indah, membawa penghargaan dan bekal untuk masa mendatang, tentunya dengan SIU TAO.
15.5.08
Panggung Sandiwara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar